E-sport team (gamingesport.com) |
Elektronik sports atau yang lebih dikenal dengan e-sports belakangan ini sangat sering terdengar di telinga kita. Lalu apa sebetulnya e-sports ini? Mendengar kata sports, pasti kita berpikiran bahwa itu merupakan satu jenis olahraga. Namun ternyata tidak seperti itu. E-sports adalah permainan/game dengan menggunakan console atau PC yang dibawa ke tingkat kompetitif atau tingkat yang lebih profesional. Pelaku e-sports ini juga tidak main-main, mereka dibayar untuk mengikuti turnamen, dan memenangkan hadiah dari penyelenggara. Bayaran pelaku e-sports sendiri tidak segan-segan. Sebut saja salah satu anggota tim Na'vi Dota2 yaitu Dendi yang telah meraih banyak pundi-pundi dari prestasinya di bidang ini.
Dendi (teamliquid.net) |
Pelaku e-sports disebut sebagai gamer profesional. Disebut demikian karena mereka memang yang terbaik dalam permainan itu. Setiap hari para gamer ini melakukan latihan agar performa mereka tetap terjaga. Dalam video di bawah ini diperlihatkan salah satu tim terkenal dari Dota2 yaitu OG sedang berlatih.
Dunia e-sports ini sudah banyak digeluti oleh tim-tim dari berbagai negara. Di Eropa, China, dan America hal ini sudah mulai merambah sebagai sesuatu yang menghasilkan banyak pundi-pundi uang. Prize pool dari sebuah turnamen internasional sudah tidak terhitung lagi banyaknya. Streaming turnamen tersebut dapat dilihat dari twitch dan youtube. Para produsen hardware pun mulai melirik e-sports sebagai media pemasaran. Banyak gamer pro yang disponsori berbagai peripheral gaming mulai dari headset, monitor, mouse, dan sebagainya.
Mouse steelseries na'vi edition (bit-tech.net) |
Menengok perkembangan e-sports di dalam negeri rasanya seperti langit dan bumi. Bagaimana bersinarnya para gamer pro di luar negeri dibanding prestasi tim-tim e-sports di dalam negeri. Team seperti Na'vi, Virtus Pro, OG, Evil geniuses, tentu sudah sering terdengar di kalangan gamer dalam negeri. Namun bagaimana dengan team di dalam negeri? Bisakah anda menyebutkannya? Bagaimana kalau menyebutkan nama roosternya?
Prestasi e-sports di dalam negeri memang belum pantas dibilang bagus. Untuk turnamen regional saja masih kalah jauh dibanding negara-negara tetangga seperti Philipina dan Singapura, bagaimana dengan turnamen internasional. Memang tidak baik menyalahkan seperti itu karena memang di dalam negeri banyak faktor yang mempengaruhi minimnya prestasi ini. Biaya yang utama. Butuh dana yang tidak sedikit untuk membeli perangkat keras penunjang serta membuat camp untuk para pemain. Kemudian masalah lain adalah buruknya fasilitas internet di Indonesia. Cukup simpel, dalam dunia e-sports, internet buruk akan mempengaruhi reflek dari pemain yang tentu saja akan membuat kualitas permainan buruk. Yang terakhir adalah adat di Indonesia. Siapa orang tua yang mau anaknya berjam-jam bermain games? Tidak belajar, tidak mengerjakan PR? Tentu tidak ada. Padahal terpendam bakat di anaknya di dunia e-sports. Tentu ini menjadi sebuah "wasting talents".
Sekilas gaming di Indonesia (antaranews) |
Namun akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa pemerintah mulai mendukung e-sports. Dalam salah satu artikel jagatplay, salah satu SMK telah membuka kelas e-sports. Ini tentu menjadi batu loncatan bagi e-sports Indonesia untuk semakin berkembang.
Dunia e-sports sangat berpotensi. Main game, dapat uang, adalah impian para gamer. Selain itu pasar komponen PC juga akan semakin meluas. Nama Indonesia juga akan terkenal di kancah dunia nantinya bila dapat bersinar di turnamen Internasional. Dengan sisi positif sebanyak itu, apalagi yang ditunggu? Jaya terus e-sports Indonesia!